Senin, 14 April 2008

edisi 21

Ruh Puisi

Aku menyelinap ke sebuah rumah sakit jiwa
Dan membaur dengan pasien
Seorang dokter berkata dalam hatinya :
Kenapa yang satu ini gilanya semakin gila

Pada suatu saat
Aku tersesat di atas kertas kerja seorang
cendikiawan
Ia berkata :
Gilamu tak mungkin disembuhkan
Kecuali melalui perenungan
Maka lahirlah sebuah pemikiran
Seperti apa katahatimu

Tetapi penyakit gilaku kambuh kembali
Ketika merasuki jiwa sang penyair
Yang sedang menatap kehidupan semesta ini

Banjarbaru, 1983


Tabir Rahasia Kehidupan

Aku berada pada suatu majelis pengajian
Tentang keagungan tuhan
Dan manusia yang dimuliakan tuhan
Aku sering berkhotbah dimasjidmasjid
Airmata mereka berlinangan
Tersentuh pilihan bahasaku yang indahindah
Suatu hari seorang murid bertanya kepadaku
Mengapa aku menangis
Bagaimana aku tidak kan menangis
Selama ini aku abai terhadap matahatiku
Akhirnya menjadi buta
Kedua mataku ini lebih banyak menatap semesta ini
Kujelaskan masalahku
Aku punya adik seorang penyabung ayam
Ketika beduk berbunyi ia selalu membawa ayamnya
Ia tak pernah menuruti nasihatku
Yang membikin aku risau ia cuma menundukkan wajahnya
Karena penasaran kuintip dia
Kemana pergi membawa ayamnya ketika beduk berbunyi
Di tengah hutan di letakkannya ayamnya
Kemudian ia menghampar sajadahnya
Seketika itu aku melihat ia sembahyang di Masjidil haram

Banjarbaru,1983

Orang Gila

Allahuma Labaika
Berjutajuta manusia dari penjuru dunia
Dalam gemuruh tawaf itu
Di antaranya ada seorang anak muda sederhana
dengan rasa tulus dan bibir bergetar :
Ya Allah, terimalah aku yang papa ini

.
Aku datang memenuhi panggilanMu, ya Allah

Setelah selesai menunaikan ibadah haji
Pulanglah ke negeri masingmasing
Islam sangat menghargai hakikat silaturrahmi
Maka orangorang akan saling berkunjung
Tak ketinggalan anak muda itu dikunjungi
bagi mereka yang telah bersilaturrahmi ketika
di Mekah

Orangorang sekampungnya pada terheranheran
terhadap anak muda itu yang selama ini disangka orang gila

Setelah kejadian itu berbondonglah orang
dari segenap kampung dan kota datang berziarah padanya
Dan gubuk orang gila itu berubah menjadi rumah
tempat majelistaklim penuh pengunjungnya
terutama anakanak muda

Banjarbaru, 1984

Tidak ada komentar: