Senin, 14 April 2008

edisi 8

Di Luar Panggung Sandiwara

Akhirnya pun terjadi
Racun yang kuminum itu
Benarbenar membuat aku keracunan
Tapi tak apalah demi kebaikanmu
Dalam aku berlari
Mengobatinya sendiri

Banjarmasin, 1976

Kulihat Langit Tak Seperti Kemarin, Kini
Aku Yakin Hari Esok Lebih Tak Disangka
Kebutuhanku

Kurasa hari ini lebih baik
Mencukur kumis jenggot
Dan memotong kuku
Dari pada duduk di warung kopi

Banjarmasin, 1976


Mabuk

Aku terhuyunghuyung dan
Tak terasa tanganku
Menampar kaca jendela
Aku terpaku dan
Sambil kusebut namamu
Kupunguti hatimu yang hancur

Banjarbaru, 1978



Tak Kuatir Punggungku Di Bawah Mentari
Kuayun Cangkul Dan Bibit Ini Siap Pengganti
Hutan Dan Semak

Untung hari ini aku tidak mengorek telingaku
alangkah tajamnya tusukan lidah
orangorang yang mabuk

Banjarmasin, 1976


Napsu

1
Ketika ingin berbaring
Seekor ular melingkar di ranjang
Tak habis kumengerti
Mengapa tubuhku kaku begini

2
Kau merasa bangga
Dapat menggenggam dunia
Tapi tak sadar ada yang
Mengalir di selasela jarimu
Itulah kehidupan hakiki

3
Kau hapus jejak noda yang kau buat
Lalu merasa puas orangorang tak tahu
Namun kau tak tahu siapa yang
Melihat gerakgerikmu itu

4
Kau balikkan fakta
Hingga menang dalam perkara
Ingat jika bercermin
Bukan wajahmu yang nampak

5
Sepasang burung menanggalkan sayapnya
Wiwit lalu membenamkan diri kerimbun daun
Tibatiba ranting itu menanggalkan daunnya
Wiwit mencari dirinya yang hilang

6
Rupanya apa pun kaujalani
setiap jengkal tak ada batas
Yang membatasi
Seperti langit
Kau tebar benih di rahimnya
Lalu lahirlah bianglala
Di atas bumi tanpa nama
Tanpa suara
Dan kau
Lupa

7
Berkelana tanpa kaca
Menjilatjilat semua impian
Yang kau gantungkan di sana
Ternyata kau lupa tempatnya

8
Orangorang tak pernah mau dengar
Bagaimana gema penghabisan keluh
Orang tak punya rumah
Berjalan di padang luas
Ke permukiman yang tak pasti
Dan tak tahu lagi asalusulnya
Negeri apa
Nun langit gairah kelabu
Menaburkan pasir bila dipijak
Tak meninggalkan jejak
Orangorang tak pernah mau dengar
lagi keluhan hatinya sendiri

9
Anggur selusin piala
Merasuk dalam jiwa
Pesona tak lagi lahir dari pikiran
Dan akal pun jatuh ke balik impian
Sebelum larut dalam bisikan
Ada yang tercecer dari kehidupan
Sebab di balik tabir semesta
Suara sonder katakata

Banjarbaru, 76

Tidak ada komentar: