Senin, 14 April 2008

edisi 28

Kutitipkan Indonesia Padamu

Hari ini adalah tahun kemerdekaan kita
Kutitipkan Indonesia padamu
Basahi tanah ini dengan keringatmu
Karena 350 tahun basah oleh
darah dan airmata nenekmoyangmu

Hari ini adalah tahun kemerdekaan kita
Kutitipkan Indonesia padamu
Kau bukanlah hewan yang digiring
Ke padang perburuan atau
Ke altar pemakaman
Di bawah bendera pusaka
Kita mengenang masa lalu
Dan menyusun langkah hari depan

Hari ini adalah tahun kemerdekaan kita
Kutitipkan Indonesia padamu
Mentalitas yang tinggi dalam jiwamu
Akan menuju negara maju
Ciptakan iptek kendalikan politik
Atas dasar UUD 1945 dan Pancasila

Hari ini adalah tahun kemerdekaan kita
Kutitipkan Indonesia adamu
Sifatsifat penjajah masih ada
Tumbuh di negari kita
Tumpas kikis
dan jangan kau kira penjajah tak ada lagi
Di Bumi ini
Waspadalah penjajah yang paling keji
Adalah penjajah bangsa sendiri

Banjarbaru, 1995


Gita Perjalanan

Kalau bulan begini ke mana arah melangkah
Lalu apa makna gemintang dilarut malam
Cinta yang masih ada tidaklah akan tersisa
Meski pembunuhan bathin mengantar dusta
Jika terdengar ada bisik di ujung sana
Katakan siapa yang menipu mata
Barangkali kutak pandai menghitung hari
Entah berapa perhentian sudah terlampaui
Kini telentang mengenang harihari silam
Manakala kuntum kutabur di pangkuan bumi
Dari larat yang paling pengabisan
Sungguh Tuhan lah yang paling berbudi
Aku kan lahir dalam duabelas langkah diri
Bangkitlah dari tapal batas daratan sunyi
Nun usia di atas lilin pikiran yang putih

Banjarbaru, 1998


Etam Lanskap

Berkatalah ia
Rimba ini telah lama mati
Mahakam sebelumnya tak pernah meluap
Lihat tebing berselingkuh angin
Gemawan gunung batu putih
Lihat kota siapa tenggelam
Oleh keringat si pembelah batu
Di lerenglereng bukit
Dari dentang purba
Sampai rambutnya berasap debu kota
Etam katanya etam ruhruh akar
Di tebingtebing sampai jauh
Dari suarasuara burung
Uap batubara ruh etam
Darah etam minyak bumi lihat
Menguap dari rimba hitam arang
Dari gubuk menidurkan batu putih
Dipecahkan tangan keriput
Akulah buaya tenggarong
Bagai kayu yang hanyut : Etam

Samarinda,1998

*** Etam : kita/kami

Tidak ada komentar: