Senin, 14 April 2008

edisi 24

Percakapan kecil

Sebab inilah percakapan kecil kupikir
Saudaraku itu memaparkan tentang tiang agama
Maka utama sekali sembahyang
dan hukumnya wajib
Kemudian tentang bagaimana itu surga

Saudaraku itu tercengang ketika mendengar perkataanku :
Sembahyang bagiku urutan kedua
Dan lebih tercengang lagi mendengar perkataanku :
Tolong ajari aku bagaimana membuka kunci surga

Banjarbaru,1986


Naik Haji

Guruku berkata padaku :
Jika kau belum mampu jangan kau paksakan naik haji
Semisal kau berniat naik haji dan telah menyediakan biayanya,
tetapi biaya itu kau sedekahkan pada seseorang yang sangat sengsara,
Allah akan memperhatikan niatmu itu
Allah tidak akan memperhatikan haji kamu yang kedua
bila di sekitarmu banyak pakirmiskin
Seterusnya guruku berkata padaku :
Ada seseorang tiada punya uang namun berkalikali naik haji
karena cinta Allah
Nah, pelajari itu

Banjarbaru, 1986


Mereka Akan Tiada Berguna

egitu arif guruku menjawab pertanyaanku :
Selama hatimu tak ada sakwasangka dan demi Allah
Jadilah musafir seperti apa yang diuraikan filosof itu
Jadilah pelaut seperti petunjuk pujangga itu
Petik dan makanlah buah puisi yang ditanam penyair itu
Kembali aku bertanya, guruku menjawab :
Kaki filosof itu akan lumpuh dan tiada berguna,
karena ia sendiri tiada pernah menjadi musafir
Dan pujangga itu akan tenggelam ke dasar lautan
karena ia sendiri berpurapura menjadi pelaut
Biarkan penyair itu terkubur dalam puisi yang ditanamnya
karena ia sendiri tak pernah merasakan pahit getir
atau manisnya buah puisinya itu
Sekali lagi guruku menjawab pertanyaanku :
Lebih celaka lagi bagi pengkhotbah yang munafik
Ia mati selagi ia hidup

Banjarbaru, 1986


Sajak Kembang Mawar

Bukan embun yang menetes di ujung kelopakku
Melainkan airmataku
Tak habis fajar membasuh sisa malamku
Wangiku bersama angin berlari ke dalam kabut
Tak mampu bagaimana menyembunyikan duka

Duhai tubuhku lembardemilembar jatuh
Di bumi yang dingin dan sunyi
Tapi aku berharap rinduku yang tertinggal
di desember ini masih mekar di hatimu
Sewaktu januari pelan muncul di ufuk timur

Banjarbaru,1986

Tidak ada komentar: