Senin, 14 April 2008

edisi 26

Ketika Di Malioboro

Kau menatapku
Dengan seribu kata
Hatiku tak berkunci
Kau buka
Sepanjang Kali Urang
Desah napas
Memburu

Adalah dara berkidung
Mengepulkan asap sekaten
Merajut angkaangka balungan
Tak terasa selembar lagi
Usiaku jatuh

Malioboro
Selangkah kali ini
Harus kuperhitungkan

Yogya, 92


Orchestra Suite Suatu Malam

Di bawah mercuri di mana kau diamdiam
melepaskan kancing bajuku
ketika aku tak sempat menangkap kelepak
gender di street corner cafe

Kau bisikkan sesuatu
Aku jatuh dalam dekapan gadis Italia di Aljir
dan terkapar di pinggul malioboro
lalu melenggang pergi

Malam ini aku teramat rindu
kucari dikau di rambut violins letizia yang tergerai
aku gypsy yang paling tolol
Aku ada di sini cello Yudith menggoda
Viola Jennifer, bass Agung, Flute Hendrikus
clarinet Sander Van der Loo, French horn Sabina Roschy
bassoon Jeremy, riuh gelak tertawa

Aku sakit hati dan cemburu memang
ketika trompet Btuno Messina membentakku
Ketika biola Annika Berscheid dalam pelukannya
Kau putra Indonesia Edward Van Ness menghibur

Aku ingin mengecup bibirmu
Aku ingin menjilati matamu
Aku ingin masuk kembali ke rahimmu
Aku ingin lahir kembali
Pada diriku

Yogya, 92


Tetirah

Dan buah para berjentikan
Ingui kaririang
Siul angin perbukitan
Lenguh panjang kayu halaban
Kecipak tepi kali
Sarat kehidupan pedukuhan
Dan gadisgadis
Bernyanyi ke pancuran
Membasuh mimpi

Adalah sekawanan burung
Di tengah nyala damar
Di mana tetirah
Mencium bumi
Lembut atar sampai ke mari

Banjarbaru, 1995


Pesta Roh

Sudah di puncak
Mari
Hanya berbatas kabut tipis
Desah maritam

Di lembah
Di gigir bukit
Uap batubara
Membangkitkan rohroh
Yang lelap

Asap cendana
Menggerai rambut malam
Aku jadi roh
Roh kembang duren
Roh bocah lapar
Roh rumput
Roh embun

Adalah satu di antara roh
Yang amat kukenal
Aku jadi letih
Kau sandarkan di dinding malam
Malam makin kelam

Banjarbaru, 1996

** maritam : sejenis rambutan tumbuh di hutan

Tidak ada komentar: